Posts

Pemilu 2024

Izin menulis apa yang aku rasakan sebagai gen-Z yang pertama kali merasakan pesta demokrasi 5 tahun sekali pada 14 Februari kemarin. Dan tentunya, sebagai orang awam yang minim pemahaman mengenai ilmu politik. Dulu semasa SMA, aku cukup memiliki minat untuk mempelajari ilmu politik. Meski saat itu hanya sepintas, tapi aku memang tak berniat untuk benar-benar melanjutkan studi di ilmu politik. Sampai akhirnya aku merasa bahwa politik itu kotor, licik, culas, dan kesemua hal buruk lainnya yang ada di pikiranku. Larilah aku kepada 2 ranah, kalau tidak berkaitan dengan lingkungan, ya pendidikan. Dan di tahun 2024 ini, pemilu berlangsung cukup panas. Sejauh ini, aku seolah kembali lagi ke masa dimana nalar dalam berpolitik harus hidup. Karena di dalam politik, semua begitu dinamis dan sulit ditebak. Dan kini aku benar merasakannya, terutama bagaimana dunia digital sangat berpengaruh dimana dipenuhi obrolan seputar capres-cawapres yang tak kunjung selesai, banyak yang saling caci maki, s

Jiwa Ambisi yang Hilang

Halo sahabat-sahabatku. Ah, rasanya rindu sekali menulis di blog ini. Meski akupun tidak tahu apakah tulisan ini akan ada yang baca atau enggak hahaa tapi setidaknya, aku menulis. Aku rasa di semester tiga ini, atau di 2023 kemarin, aku merasa bahwa pencapaianku tidak begitu banyak. Apalagi dalam hal akademik, aku merasa kurang sekali. Aku tidak mencapai prestasi apapun di 2023. Rasanya itu yang menurun dari diriku di semester dua dan tiga ini. Setidaknya aku sudah mencoba dua kali lomba dan ya itu semua gagal. Tapi tak apa. At least, aku sudah berusaha. At least, aku sudah berusaha? Padahal ga begitu banyak usaha yang aku lakukan. Tapi artinya 2024 aku mesti lebih baik lagi. HARUS. Aku kadang bingung apa ya hal yang bisa bangunin lagi jiwa-jiwa ambisi aku. Dulu di pesantren, rasanya aku selalu punya tujuan dan itu yang membuat aku merasa hidup. Merasa bahwa hidup ini ada arahnya. Tapi sulit sekali ya menjaga jiwa ambisi itu. Aku kira itu buruk karena akan push diri aku. Tapi

Punya Makna

Setiap orang pasti punya cerita aneh di kehidupannya masing-masing. Pasti. Di beberapa waktu sebenernya kita menyadari bahwa hal itu tidak mesti terjadi di kehidupan kita. Tapi memang, Tuhan itu selalu punya cara tersendiri agar kisah hidup kita menarik. Tidak flat, juga tidak boring. Satu-dua cerita bahkan memberi hikmah yang tak ternilai harganya. Mungkin kali ini aku akan menceritakan tiga kisah terlebih dahulu yang akhir-akhir ini terjadi dan memberi makna yang cukup dalam. Kisah pertama. Adalah tentang seorang muslimah, ia lebih tepatnya seorang Ibu yang tampaknya seperti guru ngaji di madrasah-madrasah. Hari itu, aku sengaja diturunkan ayah di depan salah satu univ -let say A, untuk melanjutkan perjalanan menuju kampus menggunakan angkutan umum. Seperti pada umumnya, aku berdiri di pinggir jalan agar mudah memberhentikan kendaraan umum. Tibalah seorang Ibu disampingku yang hendak menyebrang menuju kampus univ A itu. Iapun menanyakan letak salah satu gedung di univ A yang tentu sa

Sedikit Cerita Tentang 2022

Hello folks! Kembali lagi bersama azeteriena yang seperti biasa akan bercerita di penghujung tahun 2022 ini. Kalau di kisah setahun lalu sih sepertinya ada do'a yang tersempil. Diri yang lebih fantastis dari tahun sebelumnya. Fantastis? Aku tidak begitu menjadikan hal itu acuan di tahun ini. Tapii.. I realize bahwa ternyata do'a itu benar-benar nyata. Bagiku. Sempat ku berpikir bahwa akan banyak sekali kesedihan. Karena jarak dan waktu yang tengah menunggu untuk memisahkan aku dengan sahabatku di pondok. Kelas 12 semester 2 adalah waktu yang sejauh ini adalah waktu paling krusial untuk menentukan, "mau dibawa kemana masa depanmu?". Banyak hal tak terduga. Mimpi yang mulanya ingin berkiprah di bidang lingkungan atau jurnalistik, justru pada akhirnya ditakdirkan di bidang pendidikan. Ya tapi aku sadar bahwa itu pilihanku sendiri. Pilihan atas diriku yang enggan keluar dari zona nyaman. Hahaa rumit memang. Tapi pada akhirnya, semua  diterima dengan segala takdir bonus

Gak Bangga Sama Diri Sendiri

Hai guys! Aku mau jujur tentang satu hal yang biasanya aku gak mau untuk share hal ini. Karena kan yang biasa dipublish itu yang bahagianya, kan? Tapi tapi tapi sekarang engga hehe. Bodo amat sama judge orang tentang hidup kita adalah another level of happiness! Okay, sebelumnya udah baca dong tulisanku yang diposting sebelum ini tentang kuliah. Actually itu adalah sebuah usaha agar aku mau menerima bahwa aku kuliah disitu dan bukan di jurusan dan universitas yang benar-benar jadi impian. Well, ketika ngeliat ada beberapa yang dapet untuk kuliah di jurusan dan univ yang mereka mau tuh adalah suatu hal yang bisa dibilang, “Aku juga ingin mendapatkan apa yang aku impikan.”. Proud sama mereka? Jelas dan pasti.. tapi bangga sama diri sendiri , nah itu masalahnya. Kadangkala ga ada bangga-bangganya sih sama pencapaian sendiri. Kenapa ya? Padahal ini pilihan sendiri. Memang sih masih ada rasa bahwa aku belum puas dengan apa yang aku capai (ini dengan parameter pribadi ya). Mungkin belum

Kuliah Kehidupan

Akhirnya aku lulus! Lulus? Kadang aku tak mengerti juga apa hakikat lulus sebenernya. 6 tahun yang sudah kulalui di DA tlah usai. Lalu apakah lulus adalah tentang waktu? Terlepas dari kita mendapatkan apa selama 6 tahun, yang jelas ya setelah kelas 12 itu tamat. Tapi gak berhenti disana. Rupanya ada seleksi kelulusan that more more serious. Seleksi dunia perkuliahan. Yang bagi sebagian hal ini amat ditunggu karena ingin segera merasakan dunia luar, namun bagi sebagian yang lain menjadi menakutkan karena kuliah itu sendiri menuntut kita untuk lebih mandiri dan dewasa dalam banyak hal. Aku sendiri qadarullah sudah diterima di UI berpendidikan alias UPI prodi Teknologi Pendidikan melalui jalur istimewa. Ya, jalur istimewa alias SNMPTN. Tapi dibalik itu semua sebenernya ada banyak kebingungan yang aku alami sewaktu dalam pencarian. Mungkin sedikit flashback boleh lah yaa. Teringat masa-masa kelas 11 yang menuntunku untuk melakukan banyak pencarian tentang kuliah. Sebab untuk menentukan

PKL: One of The Best Scene in My Life

Halo kembali lagi bersama aku, azer. Anyways, karena waktu tanggal 8-20 Januari tuh aku dan kelas 12 lainnya baru selesai PKL, aku jadi pingin menumpahkan kisah itu di blog Intinya sih, cerita. And ya, happy reading!  Secara personal, gak ada niat yang kuat buat ikut PKL. Apalagi selama liburan semester ganjil kemarin, mana sempat aku mikirin PKL. Intinya ya refreshing, intinya ya healing. Tanggal 3 Januari masuk dan tiba-tiba segalanya tentang PKL. Mulailah pembekalan selama 3 hari sebelum keberangkatan ke lokasi dan di saat itu juga aku ditunjuk sebagai ketua kelompok PKL. Nothing special. Yang ada malah deg-degan karena belum menyiapkan apapun. Belum siap bertemu orang baru, belum siap ditempatkan di tempat yang asing.  Tapi waktu pembekalan, aku sempat ditunjuk ke depan secara tiba-tiba oleh pembimbing PKL-ku yang amat inspiratif, Bu Opha. Ditunjuk untuk mencontohkan mewawancarai seseorang di depan teman-teman seangkatan. Entah sengaja atau bagaimana memilih aku, yang jelas aku ter

Sedikit Cerita Tentang 2021

Sebelum buat tulisan ini, sengaja aku baca-baca dulu postingan setahun lalu tentang ceritaku di 2020. Lucu juga ya bisa flashback  padahal aku udah ga inget kapan aku pernah nulis itu. Banyak harap, banyak evaluasi dan banyak hal lainnya yang membingungkan. Apakah akhir tahun adalah waktunya punya mimpi baru? Atau waktu-waktu dimana kita selalu semangat untuk memulai lembaran baru? 2021 buatku tidak kacau lagi -seperti di 2020 lalu. Aku justru merasa bahwa banyak sekali proses dan juga pembelajaran yang hadir. Di tahun ini, usiaku 17. Tentu aku mulai memahami banyak hal, dan yang paling sulit adalah memahami diri sendiri. Entah karena memang aku terlalu labil atau bagaimana, tapi seringkali merasa bahwa di satu keadaan aku tahu itu aku tapi di sisi lain masih bertanya-tanya "sebenarnya aku siapa?". "Jadi dewasa itu ribet ya" Ucap seseorang kala itu.  Memangnya jadi dewasa itu se-menakutkan itu? Overthinking , ngerasa cemas kalo udah mikirin masa depan apalagi mikiri

Perjalanan Masih Jauh, No Problem at All

Satu tahun lebih di rumah, gak kerasa yah. Bentar lagi udah mau masuk aja. Siap atau enggak? Entahlah. Anyways, aku mau cerita aja tentang hidupku selama pandemi agar nanti bisa kuceritakan pada cucu-cucuku bahwa aku berhasil survive dari virus covid-19 inii xixixii.. Saat KBM berlangsung, yaa tentu aja sibuk nugas. Selama di rumah gak kerasa sibuk juga sih, cukup nyantai dan bisa rebahan lama-lama. Pagi sampai siang sekolah, tidur siang, nugas, kadang jalan-jalan sesekali menghirup udara segar, malamnya lanjut rapat organisasi. Sekolah-nugas-organisasi, sekolah-nugas-organisasi, sekolah-nugas-organisasi. Yaa begitulah. But, ada hal menarik yang aku rasa cukup bikin selama di rumah jadi lebih berwarna. Bersosialisasi sama anak sekomplek. Mau bagaimana lagi, jarang berinteraksi langsung sama temen itu rasanya aneh. Bayangkan, di usia 16-17 kamu hidup tanpa teman, menghabiskan waktu sekolah di rumah, tidak ada teman sebaya, bayangkan saja sendiri. Sebenarnya sosialisasi ini seperti sebua

I'm 16

Jangan bilang kalau aku lagi ditelan bumi. Hahaa.. engga kok. Kalian pernah gak sih berada di suatu titik dimana kalian ngerasa bimbang terus. Overthink. Think about your future or anything. Ya, aku lagi ngerasain hal itu. Di usiaku yang masih 16 ini –ditambah semuanya diwarnai oleh suasana pandemi, rasanya kelabilan jadi sesuatu yang mengalihkan kefokusanku. Ya, aku tau itu salah, tapi aku akan coba yang terbaik. Pencarian ini entah mengapa berlangsung lama terhadap diriku. Lihat saja aku hari ini. And I think saat inilah puncaknya. Memang belum ada jawaban yang pasti, tapi percayalah, mencari itu menyenangkan! Banyak orang yang nanya juga tentang kedepannya mau jadi apa, kuliah mau dimana, dsb yang itu semua bikin aku mikir terus. Btw thanks udah mau bikin aku mikir hahaa.. Lucunya lagi ketika aku jawab dengan jawaban yang berbeda. Misal waktu September kemarin ada yang nanya ke aku, “jadinya mau kuliah dimana?” Ya aku otomatis mikir dong, dan aku jawab dengan mantap kalo aku mau amb

Self Talk: Life Values

Ada yang pernah ngerasa bosen dengan rutinitas? Hey ayolah aku benar-benar ingin keluar dari lingkaran ini. Setiap hari rasanya seperti gitu-gitu aja. Tak ada hal baru, tak ada eksplorasi. Apa ya aku ingin apa? Pikiran seperti itu selalu hadir dan memusingkan saya. Tulisan ini entahlah ingin saja aku bercerita. Andai aku bukanlah aku, pasti sudah ku nasehati dengan bijaknya. Tapi apa daya? Aku adalah aku yang tak mampu mengerti aku dan menasehati diriku sendiri. Maka izinkan aku tulis beberapa nasehat untuk kau jadikan bahan kontemplasi! Sekarang coba kamu pikirkan, apakah benar kamu bosan? Apa benar tak satupun hal baru yang dapat kamu temukan? Think out of the box! Ga ada alasan buat kamu ngerasa bosan. Sebenarnya banyak hal baru yang bisa kamu lakuin. Cuma, satu alasan sih, kamu malas. Kamu terlalu malas untuk bangun dan menikmati rutinitasmu. Lihat list job mu! Banyak sekali yang harus kau selesaikan dan bukankah dari sana kamu bisa mendapat banyak hal? Pertama, kamu punya

Sedikit Cerita Tentang 2020

Waw keliatannya beneran males banget buat bikin tulisan di blog ini. Tapi bagaimanapun, masih kuat buat mertahanin blog ini. Berhubung sekarang menjelang akhir 2020, aku mau bercerita tentang kisahku di 2020. Tahun ini sepertinya tahun dimana setiap orang dipaksa untuk menjadi kuat. Ya, di 2020, kuat itu harus. Siapapun di dunia ini terkena dampak yang besar dari pandemi Covid-19 ini. Siapa sangka yang dulu awal tahun 2020 Indonesia berasumsi kalau virus ini ga akan bisa menyerang orang Indo yang tinggal di wilayah tropis, justru kemarin-kemarin Indo masuk ke dalam 10 Negara Kasus Covid-19 tertinggi di dunia. Semua sektor kehidupan diuji di masa-masa seperti ini. Memang terasa pahit, tapi menurutku ini luar biasa. Dibalik itu, dunia menjadi lebih bersih dari biasanya. Sepertinya manusia memang harus diberi pelajaran dulu untuk mampu mengubah pola hidupnya yang buruk. Lalu apa jadinya jika 2021 mendatang Covid-19 telah hilang? Apakah pola hidup manusia akan kembali seperti semula? Apaka

Setitik Penat

            Hilang arti. Ah, semoga tidak begitu. Menyimpulkan sesuatu yang tak perlu disimpulkan. Kenapa semua pola ini terlalu rumit? Kenapa segala rutinitas begitu membosankan?   Di dunia kecil ini yang penuh kisah dari berbagai kalangan, di dunia kecil ini yang penuh konflik mulai dari lapisan teratas hingga lapisan terbawah. Saat kau mendapat kesempatan untuk memimpin 8% bagian dari lapisan tersebut, saat kau harus menjadi seorang nahkoda untuk mereka, apa yang akan kau lakukan? Benahi selagi bisa. Yap, itu benar. Tentunya, benahi segala sesuatu yang salah namun masih dalam koridor kemampuan diri. Sesuatu yang salah. Itu yang menjadi sebuah pertanyaan. Yang manakah sesuatu yang salah itu? Apa yang disebut sebagai sesuatu yang salah? Dan, salah dimata siapa? Persepsi dan penafsiran setiap orang pasti berbeda-beda, namun mustahil kita tidak memiliki parameter yang absolut mengenai sebuah kebenaran dan sebuah kesalahan. Lantas, bagaimana cara kita memahami, mengamini dan meyakini par

Wajah Keadilan Tuhan

Andaikan orang-orang tahu diriku yang sejatinya seperti apa. Aku tak menyalahi orang yang selalu memandang diriku punya banyak kelebihan, aku pun tak menyalahi sesiapapun yang memandang diriku penuh dengan kekurangan. Jujur, aku lebih suka orang yang memandangku dari dua sisi. Dia yang selalu melihat diriku dari sisi kekurangan dan kelebihanku, bukan yang hanya memandangku dengan sebelah mata. Ya, bukankah kita lebih membutuhkan orang yang memahami kita apa adanya daripada manusia yang penuh dengan tuntutan idealisnya? Untuk apa pula kita berjalan dengan orang yang hanya siap dengan kelebihan kita saja tanpa mau peduli dengan kekurangan kita yang sesungguhnya? Terkadang, memilih orang yang hanya siap dengan kelebihan kita adalah sebuah kesalahan yang cukup fatal dalam hidup. Coba jawab pertanyaanku, “Seberapa sering kau ingin terlihat baik di mata orang yang kau harapkan?” atau “Seberapa sering kau berusaha meyembunyikan kekuranganmu dari orang yang kau harapkan?” Tak ada salahnya

Marhaban Yaa Ramadhan

Tiada napas tanpa tasbih, tiada nikmat tanpa syukur, tiada permulaan amal tanpa basmallah, tiada pertemuan tanpa salam, tiada pembicaraan tanpa senyum dan keramahan, tiada kesalahan tanpa istighfar, tiada dosa tanpa taubat, tiada perselisihan tanpa ishlah . Halo kawaan..  Sekarang aku balik lagi dengan topic yg pas yaitu sebagaimana judul diatas. Kita ini tengah memasuki bulan suci penuh berkah & kemuliaan ini yaitu bulan Ramadhan. Spesialnya lagi, di bulan Ramadhan juga ada malam istimewa yaitu malam lailatul qadr alias malam yang pahalanya lebih baik dari seribu bulan, gaes . Oleh karenanya, sudah sepantasnya kita menyambutnya dengan penuh suka cita & kerinduan. Bagaikan tamu agung yg akan memberikan banyak kemuliaan, maka sambutan istimewa pun akan dihadirkan dengan segenap harapan. Buat kawan-kawan sendiri, apa sih yang udah kawan-kawan persiapkan menuju bulan istimewa ini? Saudaraku, amaliah Ramadhan adalah amal yang memiliki maksud dan tujuan yg tersendiri. Keha

Super Potter

Halo semuaa.. Kembali lagi bersama saya di blog saya tentunya. HAHA. Dan, kau tahu? Judul entri ini emang ga ada nyambungnya sama isinya -pingin aja soalnya bingung. Akhirnya kemarin aku dan Azmi ikut kegiatan sanlat. Ya, salah satu upaya kita untuk mengisi liburan dengan hal-hal yg produktif. Karena kita juga belum liburan kemana-mana jadi inilah yg kami tunggu-tunggu. Ok, I’ll story about it, check it out! Kegiatan islami ini baru dua kali diadain yaitu sekarang dan tahun kemarin. Nama kegiatannya SuperCamp for Teens yg diadakan oleh Yayasan Juara Insan Mandiri –biasa disebut JIM. Pesertanya yaa anak2 dari para pengurus yayasan, jadi belum terbuka untuk umum. Dan disini aku juga ga bakalan nyeritain semua dengan rinci. Hari pertama. Aku dan Azmi datang kedua terawal sekitar jam 8-an. Firstnya Mitsaq. Tapi acara dibuka jam 11-an soalnya pesertanya pada ngaret. Lanjut ke sesi perkenalan ada T’Raisa, T’Fathimah, aku, Zaynab, Dhillah, Nabila, Azmi, Sabil, Fathan, Mitsaq, Za