Ternyata Dosenku Keren-Keren

Halo teman-teman semua. Aku ingin bercerita tentang sesuatu yang amat berkesan di masa-masa menuju semester 5 ini, tentang (Pengabdian kepada Masyarakat) PkM FIP UPI kemarin. Sejak awal memasuki kuliah, aku memang berencana mengikuti banyak kegiatan kampus terutama kegiatan akademik. Project  bersama dosen tentu menjadi salah satu goals tersendiri. Bagiku, berpartisipasi di project dosen bisa memberikan banyak insight dan manfaat terutama di bidang teknologi pendidikan.

Sejujurnya sampai hari ini kalau berbicara mengenai konsep atau teori tentang teknologi pendidikan, rasanya selalu saja masih abstrak di pikiranku. Banyak hal yang belum sampai ke tingkat abstrak sebagaimana teori cone of experience-nya Edgar Dale. Atau memang aku saja yang belum sampai kesana? Hahaa entahlah. Tapi aku seperti menemukan satu titik pencerahan di PkM bersama dosen 2 hari lalu.

Bermula dari ketua angkatan sounding tentang ajakan ikut pengabdian di grup angkatan. Lebih ke ngga begitu digubris sih oleh tema-teman yang lain. Karena aku notice dan di tahun ini rasanya hampa aja belum pengabdian, akhirnya aku inisiatif mengajukan diri. Long story short, akhirnya jadi tuh pengabdian bareng dosen di tanggal 19-20 Juli lalu yang hampir aja ngga jadi karena sempet di re-schedule.

Jadilah aku dan satu teman angkatanku, Indra, ikut salah satu tim dosen yang masih terbilang cukup muda. Meski memang di awal persiapan tidak begitu dilibatkan, tapi ketika pelaksanaan rasanya senang sekalii karena memang ditugaskan sebagai fasilitator buat guru-guru di lapangan. Kami pengabdian di Cirebon, di salah satu SMK dengan suasana pesantren gitu, dan entah kenapa ngga begitu panas seperti Cirebon pada umumnya.

Aku senang sekali selama pengabdian ini karena yaa aku rasa ngga semua mahasiswa bisa mendapat kesempatan satu project dengan dosen apalagi sampai ke luar kota (jujur ini bukan maksud sombong plis, tapi aku lagi seneng aja). Belum lagi pengabdian ini berbeda dengan pengabdian organisasi mahasiswa pada umumnya. Memang sih terbilang cukup enak, tapi menurutku impact yang dirasakan oleh objek pengabdiannya pun cukup besar. Di pengabdian ini juga aku jadi banyak tersadarkan bahwa memang salah satu solusi yang tepat untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia adalah dengan kita tidak berhenti untuk meningkatkan kemampuan digitalisasi guru. Siswa boleh jadi banyak yang bisa menggunakan gadget. Tapi guru? Masih banyak ternyata di luar sana guru yang bahkan menggunakan email saja belum bisa.

Oya kemarin juga tiba-tiba ada sesi ngobrol dengan salah satu profesor di Tekpend yang menurutku keren dan sangat menginspirasi. Beliau juga yang memiliki yayasan sekolah tersebut. Di pembicaraan itu pun dibahas, bahwa memang di Indonesia ini entah kenapa selalu saja kurikulum yang diubah-ubah. Padahal, kalau diliat root cause nya, bisa jadi kapabilitas guru yang harus terus ditingkatkan. Guru yang belum disejahterakan. Guru yang belum disebar secara merata. Sehingga entah kenapa selalu berputar di kurikulum yang justru semakin membuat pusing para guru khususnya guru-guru di daerah 3T. Belum lagi pembicaraan tentang siapa dan apa yang akan dibawa oleh kemendikbud di periode Prabowo nanti. Ah, sebuah pembicaraan berbobot yang aku sangat suka.

Ketika pengabdian itu, rasanya enjoooy banget. Jujur saja, awalnya aku ragu dengan kemampuanku sendiri, apalagi harus se-tim dengan dosen. Untungnya masih ada partnerku, si indra itu, terus banyak belajar juga dari kakak tingkat S1 yang baru lulus, dari kakak tingkat S2 juga, dan dari dosen-dosen Tekpend langsung yang super baik. Yang aku ngga expect adalah... ketika pengabdian, interaksi ke dosen itu nggak se-kaku kaya di kampus. And ya, pengabdian ini break the stigma kalau dosen itu kaku, serius, dan ngga bisa bercanda. Malahan ada satu dosen, masih terbilang cukup muda, yang entah kenapa sangat receh dan nggak berhenti ketawa hahahaa. Dia selalu menghibur dan bisa membuat mood dosen-dosen lainnya naik. Oya, satu hal yang aku sadari juga bahwa, ternyata dosen Tekpend ituu keren-kerenn! Entahlah, menurutku pengabdian kemarin sedikit memberiku motivasi bahwa aku ingin jadi dosen suatu saat nanti. Hehee..

Sebetulnya sih kalau diceritain akan sangaaat panjang. Tapi intinya setelah ini aku berharap banyak. Atau dalam kata lain, harapanku untuk ‘hidup’ semakin besar karena ada banyak inspirasi yang aku dapatkan ketika pengabdian kemarin. Aku ingin terpelajar seperti para dosen Tekpend dan para profesor Tekpend. Aku ingin lebih bersemangat lagi dalam berkontribusi di bidang pendidikan. Dengan caraku sendiri, sedikit demi sedikit. Oh ya, aku juga ingin sekali rasanya bisa mengharumkan nama Tekpend UPI. Sekali lagi, entah kenapa. Semoga saja aku bisa.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Setitik Penat

Punya Makna